Tuesday, January 16, 2007

tetralogi pramoedya selesai juga...

Pramoedya, aku maafkan kesalahanmu....
kesalahan pramoedya yang termaafkan itu adalah: tidak memasukkan pemalang dalam buku 'jalan raya pos daendels'..hihihihi...... lokal banget ya?

Tapi, pemalang emang 'seharusnya' masuk ke dalam buku jalan raya pos daendels, karena selain pemalang emang dilewatin jalan tersebut dan cukup panjang jalan daendels yg masuk wilayah pemalang, di situ pernah terjadi peristiwa yang dikenal dengan nama 'pemberontakan tiga daerah' pada jaman belanda, yang biasanya orang2 kiri tahu sejarah tersebut, karena pemberontakan itu dilakukan oleh para petani.

'Kesalahan' pramoedya itu udah dimaafkan, karena dalam buku tetralogi-nya, di buku terakhir, rumah kaca, salah satu tokoh penting-nya berasal dari pemalang! (lagi2 lokalitas... hehe)
Tokoh itu bernama Siti Soendari (yup, bener.. dia emang cewek), cewek pejuang, pelaku organisasi perjuangan, orator ulung, dan ga mau dikawin-paksa-kan oleh ortu-nya.
Kayaknya, cewek ini adalah idealisasi cewek buat pram, sekaligus antitesis dari kartini, salah satu cewek yg dianggap hebat oleh pram, tetapi sekaligus pram kecewa dengan ending kisah kartini.

Secara keseluruhan, tetralogi ini wajib dibaca oleh semua orang, terutama anak2 muda... (seperti pram sering bilang, 'revolusi hanya bisa dilakukan oleh anak muda'). Buku ini bisa menyentuh, sekaligus membangkitkan.... Ngebayangin kalau saja udah baca buku ini waktu sma (mungkin ga ya? buku ini jadi buku wajib pelajaran di sma?). Sebenernya agak heran juga, kenapa buku ini dilarang beredar waktu jaman orba.... dalam buku ini tidak ada sasaran kritik yg mengarah secara jelas kepada orba... tapi secara umum kepada kesewenang-wenangan....

Apalagi setting-nya kan jaman belanda, jadi wajar banget dong klo isinya mengkritik pemerintahan saat itu. Dan dengan buku yang begitu mengobarkan semangat nasionalisme, kenapa justru dilarang? bener2 bikin heran.... mungkin setiap diktator terjangkit neurotik dan paranoid kali ya? seperti firaun yg memerintahkan pembunuhan semua bayi, hanya gara2 ramalan paranormal...

Dan seperti biasanya ketika hal baik berakhir, kita selalu senang karena udah mendapatkan hal baik, tetapi sekaligus sedih karena hal tersebut selesai. Dan semakin bagus, baik buku, komik, film, music atau apapun itu, semakin tebal rasa itu, keduanya, menjalin......
Seperti menonton kenshin episode terakhir, seperti menonton scene terakhir babel, seperti mendengar refrain terakhir unintended, seperti membaca lembar terakhir rumah kaca....
Yang ada adalah hembusan nafas panjang....

nb: omong2 tentang babel, penasaran kenapa judul film itu babel....
Kalau merujuk ke bible, klo ga salah, setelah dibangunnya menara babel, kemudian manusia terpecah2 ke dalam suku2, ras, dan bahasa...
Kalau dibandingkan dengan film-nya, dimana kejadian2 dalam film tsb berada pada lokasi yg berbeda2, dan beragamnya ras yg terlibat dalam film tersebut, serta kejadian2 yg diakibatkan adanya perbedaan2 ras dan bahasa... mungkin itu sebabnya kenapa film itu diberi judul babel

1 comment:

Keita T said...

Setelah dibaca dengan perjuangan berat, keras, dan kejam (mengatasi banjir, DBD, dan Gejala Thypus)...akhirnya gw sampai pada kesimpulan (cieee) kalau ini buku lebih mirip buku sejarah daripada novel. Alur penceritaan sejarahnya ok banget biarpun bikin pusing abis (padahal sejarah termasuk mata pelajaran favorit) karena banyak nama, tempat, n kejadian yang sialnya kayaknya beda dengan buku sejarah yang beredar di Indonesia (ini kali ya sebabnya dilarang beredar???).
Buat aku pribadi, tetralogi ini sama wajibnya dengan nonton trilogi Godfather walaupun masalahnya juga sama, sama-sama pusing dan kadang2 bikin frustasi.
Sampai sekarang gw masih ga paham dengan karakter tokoh utama, biarpun dah diceritaiin latar belakang secara panjang dan lama. Maaf Mas Minke dan Sanikem...sepertinya kalian terlalu gak nyata, dipaksakan, dan abstrak. Sepanjang baca, gw gak yakin ada orang seperti kalian (maaf atas ke-pesimistis-an gw)....Untungnya di Rumah Kaca (buku favorit dari tetralogi)...akhirnya keluar juga Bapak Pangemanann, tokoh yang jalan pikirannya alhamdulilah bisa dipahami n hayati , bisa ditangisi n juga dikasihani (dipikir2 jalan hidupnya mirip Michael Corleone ya??Atau mirip sama gw seandainya gak hati2???ARGH!!).

PS: Punya Kartini gak??Pinjem juga dongk....