Friday, September 7, 2007

cintapuccino vs opera jawa




mungkin aneh membandingkan antara cintapuccino dengan opera jawa. atau mungkin tidak relevan. Tapi, diluar segala perbedaannya, ada satu persamaan yang menjadi dasar cerita 2 film ini, yaitu: cinta segitiga. atau lebih detailnya lagi, relasi cowok-cewek yang sudah mengikat komitmen, dengan pola dasar konservatif, kemudian dimasuki unsur baru (cowok) yg terasa memberika kesegaran diluar pola konservatif tadi. Berikutnya adalah dilema antara konservatif dan non konservatif. Tentu saja pengakhiran kedua film yang diangkat dari karya sastra ini memiliki pendekatan sendiri2.

Pada cintapuccino, segalanya terasa dangkal. filsafat kopi yang diharapkan menjadi jiwa film (kalau nggak, buat apa judulnya cintapuccino?) sama sekali tidak terasa, kecuali kalo cintapuccino tu multi rasa, kompleks, sementara kopi hitam tu sederhana, simple. wih! anak SD pun tahu itu. sang cowok pendatang baru tidak memiliki charm yg cukup kuat, sehingga mengherankan kenapa si cewek bisa jadi bingung milih dua cowok ini. pemecahannya pun terasa sederhana banget, dibandingkan dengan misalnya supernova #1 nya dee. Karena belum membaca novelnya, jadi tidak bisa menilai, apakah ini kesalahan sutradara atau memang novelnya yang tidak punya "sesuatu".

Pada opera jawa, dengan mengambil kisah dari cerita yg hampir semua orang tahu (ramayana), membuat mengangkatnya dengan utuh menjadi tidak menarik. Mungkin karena itu, garin membuat cara pandang baru tentang relasi antara rama-sinta-rahwana.
Walaupun begitu, perlu diingat bahwa opera jawa bukan adaptasi ramayana (menurutku sih...), tetapi adalah cerita tentang setyo-siti-ludiro yang dianalogikan (munkin ada istilah lain yg lebih tepat) dengan kisah rama-sinta-rahwana.

Kisah rama-sinta yg pada dasarnya memang kompleks, tetapi karakter2 tokohnya sering disederhanakan menjadi sekedar rama=jagoan=kebenaran, sinta=cewek par excellence dan rahwana=angkara murka. pada opera jawa, relasi ini dijadikan kompleks lagi dengan menjadikan karakter2 tsb sebagai manusia biasa yg manusiawi. rama (setyo) yg cemburuan dan depressed, sinta (siti) yg schizophrenic dan tidak setia, dan rahwana (ludiro) yang romantis dan yakin akan dirinya.karakter2 yg kompleks ini menjadikan ending cerita yg mengejutkan. Pembumian ramayana ini mungkin setara revolusionernya dengan penjawaan ramayana karya mpu walmiki ratusan tahun yg lalu.

Hal menarik lainnya adalah karakter hanoman yg cool, terwakilinya berbagai budaya jawa (dari keraton sampe pesisiran) bahkan budaya indonesia dan luar indonesia, serta penggambaran dan sinematografi garin yg sederhana tapi menarik.

Yang paling mengejutkan sebenarnya adalah munculnya requiem dalam bahasa latin yg dinyanyikan ibu ludiro pada saat kematian ludiro.

Tadinya terpikir istilah opera itu cuma tempelan. tapi ternyata film ini bener2 opera, dimana semua dialognya dinyanyikan dengan tembang, dan berbahasa jawa pula! atau lebih tepatnya mungkin sendratari. Salut buat garin, yang dengan dialog bahasa jawa, tembang-tambang jawa yg biasanya bikin ngantuk, dasar cerita yg sudah apal diluar kepala, dalam film ini menjadi menarik. Sudah bersiap-siap untuk melawan bosan, ternyta tidak sekalipun terjadi dalam menonton film ini. bandingkan dengan film cintapuccino yang bersetting jakarta, dengan basa gaul masa kini, dan dasar cerita yg up to date, tapi sering kali bikin bosan. Garin memang masih yang terbaik di indonesia.

Dengan dialog bahasa jawa dan konteks lokal yg sangat jawa, mungkin akan membosankan bagi orang non jawa. tetapi terbukti 2 bule yang kemungkinan tidak bisa bahasa jawa dan indonesia (mengingat hanya ada teks bahasa indonesia) masih bertahan menonton sampai akhir, menunjukan opera jawa bisa dinikmati tanpa tahu arti dialognya pun. (ksimpulan yg buru2 tp sepertinya benar hehe)

akhirnya, dilema2 itu pun berakhir. pada cintapuccino, pilihan itu sama sekali tidak mengejutkan, datar-datar saja, waapun bukannya mudah untuk dipahami. sementara, dalam opera jawa, pilihan yang diambil cukup mengejutkan, rumit, tapi entah kenapa dengan melihat konteks dari awal cerita menjadi mudah dimengerti.



Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles.
Visit the Yahoo! Auto Green Center.

No comments: